Cara Mengembangkan Buku Ajar! Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam

Kebutuhan Akan Buku Ajar

Buku Ajar
Buku Ajar
Cara Mengembangkan Buku Ajar! Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam - Dewasa ini , pemerintah telah memberlakukan kebijakan pendidikan berbasis kompetensi. Hal ini telah memicu terjadinya perubahan paradigma dan sistem belajar mengajar di berbagai sekolah di negri ini. Dimana, pendidikan tidak lagi diarahkan hanya untuk transfer pengetahuan , tetapi pendidikan diarahkan untuk menggali dan mengembangkan kompetensi para siswa.

Perubahan sistem pembelajaran itu telah berdampak pada pola penyajian materi ajar yang disajikan . Meskipun telah ditetapkan standar kurikulum untuk mencapai kompetensi tertentu pada suatu mata pelajaran , tetapi dinamika kelas untuk sekolah di kota besar dan di desa tidak dapat dianggap sama. Para guru perlu mengolah buku-buku yang menjadi bacaan wajib dan pendukung pembelajaran yang di peroleh dari para penerbit nasional untuk disesuaikan dengan situasi sekolah dan kondisi siswa.

Buku-buku yang dikonsumsi para guru dab siswa di kota besar dan di desa atau bahkan di masing-masing sekolah seyogyanya berbeda, karena kondisi dan situasi sekolah dan latar belakang siswa berbeda satu sama lainnya. Oleh karena itu, para guru perlu menyusun buku ajar untuk menerjemahkan kurikulum dan materi ajar agar disesuaikan dengan kondisi sekolah dan dinamika para siswa.

Di sini, para guru tidak lagi hanya mengkonsumsi  buku-buku yang telah disediakan oleh penerbit nasional. Sudah saatnya jiwa infopreneur dihidupkan dan di kembangkan dalam diri para guru dan siswa agar mereka dapat menciptakan dan mengembangkan buku-buku ajar sesuai dengan kondisi dan situasi sekolah dan para siswanya.

Sudah saatnya penyajian materi ajar didukung dengan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan pemahaman para siswa terhadap materi tersebut. Namun, ketersediaan dan kondisi infrastruktur berbeda antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya, sehingga kegiatan yang dilakukan juga tidak sama. Misalnya : Untuk memahami rumah-rumah adat , maka para siswa dapat di ajak ke Taman Mini Indonesia Indah ( TMII ) .

Kalau para guru menggunakan buku-buku yang terbit secara nasional, maka untuk unsur kegiatan dan dinamika kelas lainnya akan sulit untuk diterapkan, karena kemungkinan besar situasi dan kondisinya berbeda. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi kualitas belajar mengajar, karena tidak sedikit kegiatan yang ditulis dalam buku tidak dapat dilakukan.

Bagi sekolah yang telah memiliki situs web sendiri, maka nantinya buku-buku ajar yang telah disusun para guru dapat di unggah ke situs tersebut, sehingga para siswa dapat membaca atau mengunduh sendiri buku ajar elektronik tersebut. Selain itu, bagi sekolah yang memiliki rekanan dengan penerbit dapat mencetak buku tersebut untuk menjadi buku pegangan siswa.

Struktur Buku Ajar

Buku ajar memiliki karakter yang berbeda dengan buku-buku referensi pada umumnya. Buku ajar memiliki struktur yang unik ,yakni paparan materi tidak dominan, melainkan dinamika kelas yang mengambil prosentase yang besar.

Sebenarnya struktur buku ajar cukup dinamis . Selain belum ada standar khusus , penulisan buku ajar sangat bergantung pada kemampuan penulis untuk menyajikan dinamika belajar yang hidup, menyenangkan dan sesuai dengan jam belajar, kondisi dan situasi sekolah.

Salah satu model buku ajar teknologi informasi dan komunikasi , setiap Bab nya disusun dengan struktur , antara lain : tujuan pembelajaran yang berisi kompetensi dan indikator pencapaian, paparan materi, kolom yang berisi informasi atau pengetahuan tambahan yang mendukung atau penjelasan istilah, contoh-contoh, dan informasi referensi yang perlu dibaca oleh para siswa.

Selanjutnya ada dinamika praktik di kelas atau laboratorium , tugas-tugas yang dikerjakan baik secara pribadi atau kelompok untuk dikerjakan di kelas atau di rumah, bahan diskusi kelompok, kegiatan yang dianjurkan seperti pengamatan , analisis, dan pembuatan kesimpulan.

Pada bagian akhir dari suatu bab diberikan ringkasan pelajaran, daftar istilah, daftar pustaka, dan soal-soal umpan balik. Sementara itu, buku tersebut juga disertai dengan soal-soal latihan untuk menghadapi ujian tengah dan akhir semester.

Penyusunan Materi Dan Dinamika Buku Ajar

Materi dan dinamika buku ajar yang disusun harus terus mengacu pada tujuan pembelajaran, khususnya tentang kompetensi yang akan di tumbuhkan dalam diri para siswa. Oleh karena itu, buku ajar tidak dapat ditulis oleh penulis yang tidak memiliki latar belakang sebagai guru dan tidak mengajar mata pelajaran tersebut.

Penyusunan dinamika dan materi buku ajar juga perlu memperhatikan waktu yang tersedia dalam setiap pertemuan . jika setiap pertemuan di sediakan dalam 90 menit, maka penulis harus mempertimbangkan waktu-waktu yang akan terbuang, seperti waktu yang akan memfokuskan perhatian para siswa di permulaan jam belajar., setelah sebuah dinamika dilakukan , atau setelah lelucon yang di lontarkan sebagai sebuah selingan . Bisa saja, setiap usaha untuk memfokuskan perhatian para siswa itu dibutuhkan waktu 5 menit, sehingga waktu efektif yang tersedia hanya sekitar 75 menit.

Setelah mempertimbangkan tujuan dan waktu yang tersedia , maka penulis dapat menyusun materi dan dinamika untuk membangkitkan kompetensi yang telah ditentukan sesuai dengan waktu yang tersedia.

Penulis tidak bisa menyusun jika tidak memiliki gambaran yang riil tentang situasi kelas dan karakter siswa. Penyusun buku ajar membutuhkan situasi pembelajaran yang konkrit , karena buku ini tidak sekedar menjadi bahan bacaan, tetapi buku yang akan dijadikan sebagai acuan untuk berproses di dalam kelas.

Mengenal Karakter Dan Kemampuan Siswa

Pengenalan karakter dan kemampuan siswa menjadi suatu topik yang penting dalam penyusunan buku ajar . Para penulis perlu memiliki gambaran yang konkrit tentang kondisi dan situasi para siswa, karena dinamika kelas harus disesuaikan dengan kondisi para siswa agar proses dapat diselesaikan tepat waktu.

Siswa yang memiliki karakter sanguinis tentu suka berbicara , tetapi ia tidak produktif . Akibatnya pada saat ia mengerjakan tugas kelas, ia akan mengganggu temannya dengan mengajak berbicara , sehingga tugas itu tidak dapat diselesaikan tepat waktu. Situasi seperti itu harus benar-benar dipahami oleh para guru dan dijadikan bahan pertimbangan dalam menyusun dinamika dan alokasi waktunya.

Oleh karena itu, para guru harus dapat memanfaatkan pertemuan pertama dengan sebaik-baiknya untuk mengenali karakter dan kemampuan siswa . Hal itu dapat dilakukan dengan permainan didalam kelas , pertanyaan-pertanyaan umum, kuesioner hingga tes potensi siswa.

Dalam sistem pembelajaran berbasis kompetensi, pengenalan akan siswa menjadi proses yang sangat penting untuk dilakukan oleh para guru. Oleh karena itu, dalam penyusunan buku ajar , hal-hal seperti itu akan dijadikan bahan pertimbangan saat menyusun  bab 1 yang notabene akan menjadi materi hari pertama dari proses pembelajaran.

Penyusunan Soal-Soal Latihan untuk Buku Ajar

Pada bagian akhir disetiap pertemuan , atau ditengah dan di akhir semester , maka para guru perlu memberikan soal-soal yang akan dijadikan dasar dalam menilai tingkatan pemahaman dan tingkat pertumbuhan kompetensi dalam diri siswa.

Soal dapat berupa suatu pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi dari para siswa. Soal itu diharapkan dapat mengungkap tentang atribut pendidikan atau tingkat pemahaman atau atribut psikologis yang menunjukkan tingkat pertumbuhan kompetensinya. Oleh karena itu, setiap jawaban butir-butir pertanyaan atau tugas tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kondisi riil para siswa.

Soal dapat berbentuk uraian yang digunakan untuk menangkap tingkat pemahaman dan penguasaan materi , serta memberi kebebasan untuk mengekspresikan jawaban dalam bentuk kalimat-kalimat jawaban yang disusunnya . Sementara itu, soal-soal pilihan ganda hanya berfungsi untuk mengukur kemampuan atau daya ingat para siswa dan sedikit tingkat pemahamannya. Selain itu, soal-soal pilihan membatasi ekspresi jawaban dari para siswa.

Soal-soal disusun dengan memperhatikan perbandingan antara soal-soal yang tergolong mudah , sedang dan sulit. Selain itu, soal soal yang disajikan hendaknya tidak mematahkan semangat belajar para siswa. Artinya, soal-soal yang tersaji berkategori sulit semua atau bahkan amat sulit. Dinamika soal juga perlu diperhatikan , agar proses ujian dapat dinikmati sebagai sebuah permainan yang harus diselesaikan oleh para siswa.

Setelah para siswa mengerjakan soal-soal, tentu para guru akan memberikan penilaian . Satu hal yang perlu diingat, yaitu soal-soal itu hanya mengukur karakteristik siswa dalam memahami dan menumbuhkan kompetensi dalam dirinya , tetapi bukan seluruh potensi, talenta dan masa depan siswa. Oleh karena itu, dalam penyusunan soal-soal sebaiknya para guru tidak merasa bahwa masa depan siswa akan suram bila tidak dapat mengerjakan soal-soal yang diberikannya. Justru sebaliknya para guru harus melakukan introspeksi diri , bilamana banyak siswa yang tidak dapat menjawab soal-soal yang diberikannya.

Sudah saatnya soal-soal disusun dengan paradigma positif, yaitu untuk melihat tingkat keberhasilan para siswa, daripada sebaliknya untuk melihat tingkat kegagalan para siswa. Paradigma tersebut tentu akan mempengaruhi saat guru atau penulis menyusun soal-soal baik sebagai umpan balik atau latihan.

Kelayakan Terbitnya Buku Ajar

Buku ajar layak terbit jika materinya sesuai dengan standar kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan sekolah. Selain itu, buku itu juga memuat dinamika dari proses belajar mengajar dalam memahami materi ajar tersebut.

Paparan materi ditulis secara sistematis dengan bahasa dan istilah yang mudah dipahami sesuai dengan tingkat usia dan jenjang pendidikan para siswa, sehingga tulisan itu mudah di cerna. Carilah contoh-contoh yang mudah untuk dikenali, dilihat, dan dipahami oleh para siswa. Oleh karena itu, carilah contoh-contoh yang berada di wilayah dimana sekolah tersebut berada, misalnya untuk memberikan contoh tugu Monas di jakarta.

Buku ajar dapat dilengkapi dengan gambar-gambar, foto, dan grafik yang mendukung, sehingga buku tersebut memiliki daya pikat bagi para siswa. Selain itu, penulis juga dapat menyertakan  ilustrasi, seperti karikatur atau model komik yang dapat lebih membangkitkan semangat bagi para siswa untuk membaca buku tersebut.

Soal-soal yang disajikan diharapkan tidak hanya sekedar pertanyaan-pertanyaan yang tidak memiliki suatu tujuan. Penulis harus mempertimbangkan dengan baik setiap soal yang disajikan, agar dapat mengukur pemahaman dan pertumbuhan kompetensi dalam diri para siswa. Tentu saja, untuk membuat soal dibutuhkan waktu, pertimbangan dan pemikiran yang matang.

Studi Banding

Buku ajar yang diunggah dalam situs-situs internet dapat dijadikan bahan studi banding para guru. Dimana para guru dapat melihat dinamika kelas untuk mata pelajaran yang sama dari berbagai sekolah.

Setelah studi banding, maka para guru dapat merumuskan buku ajar yang akan disusunnya dan menjadikan buku ajar lain sebagai pembanding untuk memperbaharui baik materi maupun dinamika kelas yang diciptakannya. Dengan mengunggah buku ajar ke situs sekolah, maka para guru dapat saling memberikan inspirasi dalam mengelola sebuah kelas.

Buku ajar elektronik juga dapat menjadi sarana studi banding yang murah dan dapat dilakukan setiap saat, karena internet dapat diakses setiap saat dari berbagai tempat dengan biaya yang murah. Dari studi banding itu, para guru dapat mengukur kualitas dari proses pembelajaran yang dilakukannya di dalam mengasuh suatu mata pelajaran dan mereka juga dapat memperoleh contoh yang tepat.


Kata-Kata Bijak Pemicu Inspirasi                                                                 Cara Cerdas Mencari Uang







1 comments: