Kitab Ulangan
Kitab Ulangan |
Pendahuluan.
Kitab Ulangan ini merupakan
kitab kelima dari kitab Pentateukh, yang terdapat dalam Perjanjian Lama. Kitab
ini merupakan kitab yang berisi kata-kata terakhir Musa kepada bangsa Israel.
Diantara kitab-kitab Pentateukh yang lain, kitab Ulangan ini mempunyai keunikan
sendiri. Oleh karena itu penulis merasa tertarik ketika mempelajari dan mencoba
untuk memaparkan keunikan dan permasalahan-permasalahan mengenai kitab Ulangan
ini.
Isi Kitab Ulangan.
1. Judul.
Kitab Ulangan di dalam masyarakat Yahudi, dikenal sebagai “Inilah
perkataan-perkataan” atau hanya “Perkataan-perkataan” saja, seperti yang
terdapat di dalam pasal 1:1, namun kitab ini juga mempunyai judul lain yaitu
“Salinan Hukum Ini” yang terdapat dalam pasal 17:18. Sedangkan dalam bahasa
Inggris kitab ini diberi judul “Deuteronomy” yang diambil dari LXX yang keliru
menerjemahkan ucapan “Salinan Hukum Ini” sebagai “Hukum yang kedua”1,
karena kitab ini berisi ikhtisar dari hukum yang telah diberikan di gunung
Sinai, beserta dengan penjelasan hukum tersebut kepada generasi yang baru
dari orang Israel, sebab mereka belum lahir atau belum dewasa saat pemberian
hukum yang pertama kali.
2. Problematika dalam Kitab Ulangan.
1.
Waktu
Penulisan.
Permasalahan kitab Ulangan yang pertama yaitu mengenai tarikh Ulangan, yang
merupakan pembicaraan yang tak putus-putus. Ada begitu banyak teori yang
dikemukakan oleh para ahli mengenai tarikh Ulangan ini. Salah satunya adalah
teori yang dikembangkan oleh Wellhausen yang mengatakan bahwa kitab Ulangan ini
(yang dia batasi hanya sampai inti pasal 12-26) ditulis oleh seorang nabi yang
merampainya pada tahun 622 sM, dan tujuannya adalah untuk pembaruan dalam hidup
keagamaan dan secara khusus menghancurkan bukit-bukit pengorbanan dan
memusatkan peribadatan di Yerusalem.2
Namun demikian penulis berkeyakinan bahwa kitab ini ditulis pada tahun 1400
sM,3
setelah bangsa Israel keluar dari tanah Mesir pada tahun 1450 sM. Tempat
penulisan kitab ini juga dengan jelas diungkapkan dalam pasal 1:5, yaitu di
tanah Moab.
2.
Latar
Belakang Penulisan.
Masalah yang kedua yaitu
mengenai kepenulisan Musa dalam kitab Ulangan. Dimana ada ahli-ahli yang
berpendapat bahwa kitab Ulangan ini tidak ditulis oleh Musa. Namun demikian
penulis berpendapat bahwa tetap Musa-lah yang menuliskan kitab ini dengan
menyajikan fakta yang diungkapkan oleh Kitab itu sendiri (berkaitan dengan
latar belakang penulisan kitab ini dan kuatnya pengaruh Musa sebagai seorang
pemimpin bagi bangsa Israel).
Berikut ini fakta yang diungkapkan dalam kitab itu sendiri. Setelah selama
40 tahun bangsa Israel mengembara di padang gurun sampai generasi pertama yang
keluar dari Mesir meninggal semuanya yaitu generasi yang tidak taat kepada
hukum Allah dan menolak untuk memasuki tanah Kanaan, kecuali Yosua dan Kaleb.
Mereka yang tinggal sekarang adalah generasi yang kedua, dan Allah memimpin
generasi ini kembali lagi ke Kadesy.4
Mereka melanjutkan perjalanan melewati Edom, dan berkemah di Moab, untuk
menunggu perintah akhir dari Allah untuk memasuki dan menduduki tanah Kanaan
yang telah dijanjikan Allah kepada nenek moyang mereka.5
Karena generasi yang kedua ini
masih asing dengan hukum Allah, sebab mereka belum lahir atau belum dewasa
waktu pemberian hukum yang pertama kali. Mereka diingatkan akan bahaya-bahaya
yang dapat menyebabkan mereka menjauh dari Allah saat menduduki tanah Kanaan.
Oleh sebab itu maka perlu bagi Musa untuk mengulangi kembali tentang hukum
Allah dan memberikan amanat yang berupa nasehat-nasehat, dorongan dan
peringatan kepada generasi yang kedua ini sebelum menduduki tanah Kanaan.
Disini penulis melihat bahwa
kitab ini ditulis pada saat kehidupan yang digambarkan dalam kitab ini sedang
berlangsung, karena di dalamnya banyak berisi petunjuk-petunjuk langsung /
pengulangan perintah-perintah Allah kepada bangsa Israel. Selain itu tidak
mungkin ada pemimpin yang memiliki kharisma seperti Musa yang mampu untuk
memimpin dan menasihati bangsa Israel yang terkenal dengan tegar tengkuk.
3. Catatan kematian Musa
Masalah yang ketiga yaitu
mengenai catatan kematian Musa dalam pasal 34, apakah ditulis oleh Musa sendiri
atau oleh orang lain, masalah ini masih berkaitan dengan masalah kepenulisan
Musa. Mereka yang berpendapat bahwa catatan kematian Musa ini ditulis oleh
orang lain, karena mereka menganggap bahwa tidak mungkin Musa menulis mengenai
kematiannya sendiri. Sedangkan mereka yang berpendapat bahwa catatan kematian
Musa ditulis oleh Musa sendiri karena mereka melihat Ulangan 34 ini memiliki
gaya sastra yang sama dengan kitab Pentateukh yang lain dan mungkin saja bahwa
Musa dipimpin oleh Roh Kudus untuk menulis kisah kematiannya sendiri. Dalam hal
ini penulis berkeyakinan bahwa Musa sendiri-lah yang menuliskan kematiannya,
dengan pendapat bahwa bisa saja Allah memberikan inspirasi kepada Musa untuk
mencacat tentang hal itu ( bandingkan dengan peristiwa Kejadian, di mana Musa
juga tidak terlibat di dalamnya). Selain itu akan sangat sulit menerima
kesatuan kitab ini, bila kitab ini ditulis oleh orang selain Musa (karena pola
yang sama bisa diterapkan pada kitab-kitab yang lain)
C.Tujuan Penulisan.
Tujuan penulisan kitab Ulangan ini yaitu untuk mengingatkan kembali umat
Israel akan perbuatan-perbuatan besar yang telah dilakukan oleh Allah, sebagai
kesetiaan-Nya pada janji yang telah dibuat-Nya kepada nenek moyang mereka dan
agar mereka beriman dan taat kepada hukum-hukum yang telah Allah berikan kepada
mereka.6
D.Struktur Kesusasteraan.
Struktur kitab Ulangan ini, secara garis besar terdiri dari 3 amanat Musa
yang diberikan kepada bangsa Israel saat itu, di tanah Moab. Yaitu sebagai
berikut:7
Prakata (Ul 1:1-5)
Amanat pertama: perbuatan
Allah (Ul 1:6 – 4:40)
Ringkasan sejarah firman Allah
(Ul 1:6 – 3:29)
Kewajiban-kewajiban Israel
terhadap Allah (Ul 4:1 – 40)
Penunjukan kota-kota
Perlindungan (Ul 4:41 – 43)
Amanat kedua: hukum Allah (Ul
4:44 – 26:19)
Syarat-syarat perjanjian (Ul
4:44 – 11:32)
Prakata (Ul 4:44 – 49)
Dasa Titah (Ul 5:1-21)
Pertemuan dengan Allah (Ul
5:22-33)
Perintah yang utama (Ul 6)
Tanah perjanjian dan
masalah-masalahnya (Ul 7)
Pelajaran dari
perbuatan-perbuatan Allah dan respons Israel
(Ul 8:1 – 11:25)
Pilihan yang diperhadapkan
kepada Israel (Ul 11:26-32)
Hukum (Ul 12 – 26)
Mengenai ibadat (Ul 12:1 –
16:17)
Mengenai jabatan (Ul 16:18 –
18:22)
Mengenai para penjahat (Ul 19)
Melakukan perang suci (Ul 20)
Hukum-hukum lainnya (Ul 21 –
25)
Pengakuan liturgis (Ul 26:
1-15)
Nasihat-nasihat terakhir (Ul
26:16-19)
Klausule dokumen (Ul 27:1-10)
Kutukan dan berkat (Ul 27:11 – 28:68)
Amanat Ketiga: Pembaruan Perjanjian dengan
Allah (Ul 29:30)
Tujuan penyataan Allah (Ul 29)
Dekatnya Firman Allah (Ul 30:1-14)
Pilihan yang diperhadapkan kepada Israel
(Ul 30:15-20)
Kata penutup dan nyanyian Musa (Ul 31:1 –
32:47)
Kematian Musa (Ul 32:48 – 34:12)
Dan struktur ini merupakan dasar bagi kita
untuk dapat mempelajari kitab Ulangan ini. Dan yang uniknya bahwa struktur
kesusasteraan kitab Ulangan ini mempunyai kemiripan dengan ciri-ciri utama
sebuah pakta, khususnya pakta-pakta orang Het pada millenium kedua. Dengan
perbandingan sebagai berikut:
Perbandingan Antara Kitab
Ulangan dengan Pakta-Pakta Bangsa Het8
Ulangan Urutan Normal Pakta
Bangsa Het
Prolog Historis (1-4) Prolog
Historis
Ketetapan-ketetapan (5-26)
Ketetapan-ketetapan
Berkat-berkat (27-30) Saksi-saksi
Kutuk-kutuk Kutuk-kutuk
Saksi-saksi (31-34) Berkat-berkat
Dan
walaupun agak berbeda dalam perempatan bagian “saksi-saksi, kutuk, berkat”
struktur kesusasteraan yang mirip ini dapat membuktikan tanggal penulisan kitab
Ulangan ini yaitu pada masa Musa.9
E.Keunikan Kitab Ulangan.
1. Keunikan kitab Ulangan ini
selain struktur kesusasteraannya menurut penulis juga terletak di dalam unsur
teologis yang memuat pengajaran tentang:
·
Syema.
Syema merupakan pengakuan iman (kredo) bangsa Israel kepada Allah yang terdapat
di dalam pasal 6:4-5. Menurut W.S. LaSor dkk, dalam Survei Perjanjian Lama 1
mengenai Syema ini, mereka mengatakan bahwa:
“Pengakuan iman itu menyatakan keesaan dan keunikan Tuhan Allah Israel,
khususnya dalam hubungan-Nya dengan umat-Nya. Kata yang dipergunakan untuk esa
adalah angka satu, sehingga arti harfiahnya ialah ‘Tuhan Allah kita, Tuhan,
satu.’ Agaknya ayat ini tidak bertujuan mengajarkan monoteisme secara khusus,
karena di situ dikatakan bahwa Allah adalah satu, bukan bahwa hanya ada satu
Allah.”10
Jadi, jelas bahwa syema ini menyatakan keesaan dan keunikan Tuhan Allah,
dan bahwa Allah itu adalah satu.
·
Allah.
Konsep teologis tentang Allah di dalam kitab Ulangan banyak memuat tentang
sifat-sifat Allah. Yang menyatakan bahwa Ia adalah Tuhan yang Mahabesar dan
Mahakuasa (10:14-17), Api yang menghanguskan dan Allah yang cemburu (4:24),
Tuhan yang setia, dan memegang janji-Nya (7:9). Dan juga kitab ini memuat
tentang karya Allah dalam sejarah kehidupan bangsa Israel yang telah
membebaskan mereka dari Mesir dan memimpin mereka selama mengembara di padang
gurun. Yang mana hal ini merupakan bagian dasar dari pandangan kitab ini, dan
menjadi dasar bagi Allah untuk menuntut kesetiaan umat Israel kepada Dia.
·
Pemilihan Israel. Pemilihan bangsa
Israel oleh Allah merupakan gagasan yang mendasari / meresapi kitab Ulangan
ini. Sebab di dalam kitab Ulangan ini terdapat 30 kali kata kerja bahasa Ibrani
bakhar yang berarti “memilih”.11
Pemilihan bangsa Israel ini tidak terlepas dengan pemanggilan Allah kepada
Abraham dalam Kej 12:1-3 dan janji-Nya yang ditujukan kepada keturunan Abraham,
di mana Allah memanggil Abraham untuk membentuk dari keturunannya suatu bangsa
yang baru untuk karya penyelamatan-Nya yang baru, yaitu suatu umat yang kudus.
·
Perjanjian. Ini merupakan tema pokok
dalam kitab Ulangan, dimana yang uniknya perjanjian antara Allah dengan bangsa
Israel ini dimulai dengan kasih (7:8). Dan meskipun bangsa Israel gagal untuk
memenuhi kewajiban mereka, Allah tetap tidak membatalkan perjanjian-Nya dengan
mereka. Namun walaupun begitu, bangsa Israel juga tetap berkewajiban untuk
memenuhi syarat-syarat perjanjian itu, bukan karena Allah berutang kepada
mereka melainkan oleh karena umat Israel adalah umat Allah.12
·
Kristus.
Gambaran tentang Kristus dalam kitab Ulangan terdapat pada pasal 18:15 yang
merupakan pernyataan Musa kepada bangsa Israel di mana dia berkata yaitu bahwa
seorang nabi akan dibangkitkan oleh Tuhan bagi mereka dari tengah-tengah
mereka, dan mereka harus mendengarkan dia. Jeane Ch. Obadja dalam bukunya
Survei Ringkas Perjanjian Lama, mengatakan:
“..., Musa sebagai tipe Kristus, adalah figur satu-satunya, disamping
Kristus yang memenuhi tiga jabatan: sebagai nabi (34:10-12), imam (Kel
32:31-35), dan raja (walaupun Musa bukan raja, ia pernah hidup layaknya
keturunan Firaun, dan telah bertindak sebagai pemimpin/penguasa Israel
(33:4-5), sekaligus menjadi hakim bagi mereka.”13
2. Keunikan yang kedua bila dibandingkan
dengan Injil, kitab Ulangan ini agak mirip dengan Injil Yohanes. Karena kitab
Ulangan ini agak berbeda dengan kitab Pentateukh yang lain sama seperti Injil
Yohanes yang agak berbeda dengan injil sinoptis, karena banyak memberikan
informasi yang berbeda dengan kitab yang lain. Namun sesungguhnya merupakan
satu kesatuan.
3. Keunikan yang ketiga yaitu bahwa kitab
Ulangan ini merupakan kitab Pentateukh yang paling banyak dikutip dalam
perjanjian baru, dibandingkan dengan kitab-kitab Pentateukh lainnya.
III.
Kesimpulan.
Jadi berdasarkan informasi di
atas, kitab Ulangan ini merupakan kitab Pentateukh yang unik, ditulis oleh
Musa. Isi kitab ini sarat dengan konsep teologis yang dalam yang membuat kitab
ini perlu untuk dipelajari.. Dan walaupun seakan-akan berdiri sendiri namun
kitab Ulangan merupakan satu kesatuan dengan kitab Pentateukh yang lainnya.
Ciri-ciri
Khas
Empat
ciri khas menandai Ulangan.
(1)
Ulangan menyediakan bagi angkatan Israel yang baru (yang sebentar lagi
akan masuk Kanaan) landasan dan motivasi
yang diperlukan untuk mewarisi
tanah yang dijanjikan dengan memusatkan
perhatian kepada tabiat Allah
dan perjanjian-Nya dengan Israel.
(2)
Ulangan merupakan "Kitab Hukum Kedua" karena di dalamnya Musa,
pemimpin
Israel yang berusia 120 tahun, menyatakan
kembali dan merangkum
(dalam bentuk khotbah) sabda Tuhan yang
terdapat di dalam keempat kitab
sebelumnya.
(3)
Ulangan merupakan "Kitab Kenangan." Nasihat yang khas dari Ulangan
ialah, "Ingatlah ... dan jangan
melupakan." Daripada mengemukakan usaha
untuk mencari "kebenaran baru,"
Ulangan menasihati Israel untuk
mempertahankan dan menaati kebenaran yang sudah dinyatakan Allah
sebelumnya dalam Firman-Nya yang mutlak dan
tidak berubah.
(4)
Dasar pikiran yang penting dalam kitab ini adalah rumusan
"iman-tambah-ketaatan." Israel
dipanggil untuk mempercayai Allah dengan
segenap jiwa raga dan menaati
perintah-perintah-Nya dengan tekun.
Iman-tambah-ketaatan akan memungkinkan
mereka mewarisi janji-janji
berkat Allah yang penuh; ketiadaan iman dan
ketaatan, pada pihak lain,
akan mengakibatkan kegagalan dan hukuman.
Penggenapan
Dalam Perjanjian Baru
Ketika
Yesus dicobai oleh Iblis, Ia menanggapinya dengan mengutip
ayat-ayat
dari Ulangan (Mat 4:4,7,10 mengutip Ul 8:3; Ul 6:16; Ul 6:13).
Ketika
Yesus ditanya tentang hukum mana yang paling besar, Ia menjawab
dari
Ulangan (Mat 22:37; bd. Ul 6:5). Kitab-kitab PB mengutip atau
mengacu
kepada Ulangan hampir sebanyak 100 kali. Sebuah nubuat Mesianis
yang
jelas (Ul 18:15-19) disebutkan dua kali dalam Kisah Para
Rasul
(Ul 3:22-23; Ul 7:37). Sifat rohani Ulangan
merupakan landasan dari
penyataan
PB.
0 comments:
Post a Comment