Perjalanan Hidup, Guru Kehidupan !


Perjalanan Hidup Yang Mengagumkan



Guru kehidupan ini

Guru Kehidupan

Seorang pria mendatangi seorang Guru, katanya “Guru, saya sudah bosan hidup, benar-benar jenuh. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu gagal. Saya ingin mati.”
Sang Guru tersenyum “Oh kamu sakit”.
“Tidak, Guru, saya tidak sakit. Saya sehat, hanya jenuh dengan kehidupan saya. Itu sebabnya saya ingin mati”.
Seolah-olah tidak mendengarkan pembelaannya, sang Guru meneruskan “Kamu sakit. Penyakitmu itu bernama “Alergi Kehidupan”. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan”.
“Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu benar-benar bertekad ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku”, kata sang Guru.
“Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup lebih lama lagi”, pria itu menolak tawaran sang Guru.
“Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?”, tanya sang Guru.
“Ya, memang saya sudah bosan hidup”, jawab pria itu lagi.
“Baiklah. Kalau begitu besok sore kamu akan mati. Ambillah botol racun ini… Malam nanti, minumlah separuh isi botol ini. Sedangkan separuh sisanya kau minum besok sore jam enam. Maka esok jam delapan malam kau akan mati dengan tenang” jawab Guru. “Tetapi setelah kamu minum setengah yang pertama, kamu harus berbuat baik kepada semua orang dan tidak boleh marah, agar racunnya dapat bekerja dengan baik dan kamu mati dengan tenang”.
Kini giliran pria itu menjadi bingung. Sebelumnya, semua Guru yang ia datangi selalu berupaya untuk memberikan semangat hidup. Namun Guru yang satu ini aneh. Alih-alih memberi semangat hidup, malah menawarkan racun. Tetapi karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.
Setibanya di rumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang diberikan oleh Guru tadi. Lalu ia merasakan ketenangan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai! Tinggal satu malam dan satu hari lagi ia akan mati. Ia akan terbebas dari segala macam masalah!
Malam itu, ia memutuskan makan malam bersama keluarga di restoran terkenal. Sesuatu yang tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Ini adalah malam teraknirnya. Ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan ia bersenda gurau. Suasananya amat harmonis. Sebelum tidur, ia mencium istrinya dan berbisik, “Sayang, aku mencintaimu”. Sekali lagi, karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis.
Esoknya, setelah bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat keluar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya, dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Setengah jam kemudian ia kembali ke rumah, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkan istrinya, ia masuk dapur dan membuat dua cangkir kopi. Satu untuk dirinya dan satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali dan berkata, “Sayang, apa yang terjadi hari ini? Selama ini mungkin aku salah. Maafkan aku sayang”.
Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, “Hari ini Bos kita kok aneh ya?”
Dan sikap merekapun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!
Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan menghargai pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.
Pulang ke rumah jam 5 sore, ia menemukan istrinya menunggu di teras depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya sambil berkata, “Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkanmu”.
Anak-anakpun tidak ingin ketinggalan, “Ayah maafkan kami semua. Selama ini ayah selalu tertekan karena perilaku kami”.
Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri, tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum sore sebelumnya? Tanpa membuang waktu, ia segera mendatangi sang Guru lagi.
Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru sudah mengetahui apa yang telah terjadi dan langsung berkata, “Buang saja botol itu. Isinya Cuma air biasa. Kau sudah sembuh. Apabila kau benar-benar “hidup” dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupanmu. Leburlah “EGO”mu, keangkuhanmu, kesombonganmu! Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupanmu. Kau tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan”.
Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam dan hari sebelumnya. Ah indahnya dunia ini….!



Syahdu hidup seorang janda tua

Kisah Nyata Syahdu Kelabu Perjalanan kehidupan Ini.


Pasar malam dibuka di sebuah kota.

Penduduk menyambutnya dengan gembira.

Berbagai macam permainan, stand makanan dan pertunjukan diadakan.

Salah satu yang paling istimewa adalah atraksi manusia kuat.



Begitu banyak orang setiap malam menyaksikan unjuk kekuatan otot manusia kuat ini.

Manusia kuat ini mampu melengkungkan baja tebal hanya dengan tangan telanjang.

Tinjunya dapat menghancurkan batu bata tebal hingga berkeping-keping.

Ia mengalahkan semua pria di kota itu dalam lomba panco.

Namun setiap kali menutup pertunjukkannya ia hanya memeras sebuah jeruk dengan genggamannya.

Ia memeras jeruk tersebut hingga ke tetes terakhir. 'Hingga tetes terakhir', pikirnya.



Manusia kuat lalu menantang para penonton:

"Hadiah yang besar kami sediakan kepada barang siapa

yang bisa memeras hingga keluar satu tetes saja air jeruk dari buah jeruk ini!"



Kemudian naiklah seorang lelaki, seorang yang atletis, ke atas panggung.

Tangannya kekar.

Ia memeras dan memeras... dan menekan sisa jeruk...

tapi tak setetespun air jeruk keluar.

Sepertinya seluruh isi jeruk itu sudah terperas habis.

Ia gagal.



Beberapa pria kuat lainnya turut mencoba, tapi tak ada yang berhasil.

Manusia kuat itu tersenyum-senyum sambil berkata :

"Aku berikan satu kesempatan terakhir, siapa yang mau mencoba?"



Seorang wanita kurus setengah baya mengacungkan tangan dan meminta agar ia boleh mencoba.

"Tentu saja boleh nyonya. Mari naik ke panggung.

" Walau dibayangi kegelian di hatinya,

manusia kuat itu membimbing wanita itu naik ke atas pentas.

Beberapa orang tergelak-gelak mengolok-olok wanita itu.

Pria kuat lainnya saja gagal meneteskan setetes air dari potongan jeruk itu apalagi ibu kurus tua ini.

Itulah yang ada di pikiran penonton.

Perjalanan kehidupan yang panjang dan melelahkan
Perjalanan Hidup Yang Panjang

Wanita itu lalu mengambil jeruk dan menggenggamnya.

Semakin banyak penonton yang menertawakannya.

Lalu wanita itu mencoba memegang sisa jeruk itu dengan penuh konsentrasi.

Ia memegang sebelah pinggirnya, mengarahkan ampas jeruk ke arah tengah,


demikian terus ia ulangi dengan sisi jeruk yang lain.

Ia terus menekan serta memijit jeruk itu,

hingga akhirnya memeras... dan "ting!" setetes air jeruk muncul terperas dan jatuh di atas meja panggung.

Penonton terdiam terperangah.

Lalu cemoohan segera berubah menjadi tepuk tangan riuh.



Manusia kuat lalu memeluk wanita kurus itu,

katanya, "Nyonya, aku sudah melakukan pertunjukkan semacam ini ratusan kali.

Dan, banyak orang pernah mencobanya agar bisa membawa pulang hadiah uang yang aku tawarkan,

tapi mereka semua gagal.

Hanya Anda satu-satunya yang berhasil memenangkan hadiah itu.

Boleh aku tahu, bagaimana Anda bisa melakukan hal itu?"



"Begini," jawab wanita itu,

"Aku adalah seorang janda yang ditinggal mati suamiku.

Aku harus bekerja keras untuk mencari nafkah bagi hidup kelima anakku.

Jika engkau memiliki tanggungan beban seperti itu,

engkau akan mengetahui bahwa selalu ada tetesan air walau itu di padang gurun sekalipun.

Engkau juga akan mengetahui jalan untuk menemukan tetesan itu.



Jika hanya memeras setetes air jeruk dari ampas yang engkau buat, bukanlah hal yang sulit bagiku".

Selalu ada tetesan setelah tetesan terakhir.



Aku telah ratusan kali mengalami jalan buntu untuk semua masalah serta kebutuhan yang keluargaku perlukan.

Namun hingga saat ini aku selalu menerima tetes berkat untuk hidup keluargaku.

Aku percaya Tuhanku hidup dan aku percaya tetesan berkat-Nya tidak pernah kering,

walau mata jasmaniku melihat semuanya telah kering.



Aku punya alasan untuk menerima jalan keluar dari masalahku.

Saat aku mencari, aku menerimanya karena ada pribadi yang mengasihiku.

"Bila Anda memiliki alasan yang cukup kuat, Anda akan menemukan jalannya", demikian kata seorang bijak.

Seringkali kita tak kuat melakukan sesuatukarena tak memiliki alasan yang cukup kuat untuk menerima hal tersebut.

Mau Dapat Uang Saat Internetan, Tanpa Modal Dan Bukan Tipu-Tipu : Klik Disini

Artikel Menarik : Perjalanan Hidup Ynag Mengagumkan








0 comments:

Post a Comment