This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Cara Komunikasi Yang Baik Antara Dokter Dan Pasien

Cara Komunikasi Yang Baik Antara Dokter Dan Pasien

Cara Komunikasi Yang Baik Antara Dokter Dan Pasien
Komunikasi Yang Baik Antara Dokter Dan Pasien

Cara Komunikasi Yang Baik Antara Dokter Dan Pasien - Selain gangguan fisik, pasien juga mengalami beban psikologik atau ketegangan jiwa,untuk itu Seorang dokter harus memahami bagaimana cara berkomunikasi yang baik antara dokter dan pasien. Karena gangguan fisik dan beban psikologik itu, sebagian besar pasien akan sulit untuk melakukan komunikasi atau bekerja sama dengan  dengan staf klinik,dokter,dan tenaga kesehatan lainnya. Hal tersebut sangat mengganggu upaya pertolongan dalam prosedur pengobatan, terutama pada kasus gawat darurat. Dengan mengetahui cara komunikasi yang baik antara dokter dan pasien dapat dengan segera menciptakan hubungan atau komunikasi yang positif,dapat mengurangi rasa cemas dan ingin diperhatikan.

Cara petugas kesehatan menyampaikan informasi sangat mempengaruhi hasil dan kejelasan informasi yang diterima oleh pasien. Hal ini juga berkaitan dengan kenyamanan selama tindakan , Keberhasilan atau kegagalan upaya pertolongan dan kesalahpahaman dalam menilai apa yang telah mereka terima selama dalam perawatan. Para pasien akan kesulitan , terutama bila ada unsur kesengajaan , untuk menjelaskan faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab suatu komplikasi . Pasien baru mengerti mengapa petugas bertanya secara rinci , apabila dijelaskan kaitan informasi yang diinginkan dengan terapi yang akan dijalankan. Kelancaran komunikasi antara pasien dan petugas kesehatan sangat membantu pertukaran informasi diantara kedua belah pihak. Landasan untuk membina hubungan yang baik tersebut adalah rasa saling percaya diantara kedua belah pihak.

Cara Komunikasi Yang Baik Antara Dokter Dan Pasien Saat Sebelum Pengobatan Dilakukan.

Untuk membuat rencana pengobatan, diperlukan cukup masukan informasi klinis untuk membuat suatu diagnosis yang tepat. Pastikan pasien mengerti bahwa semua pertanyaan yang diajukan digunakan untuk memberikan cara pengobatan yang terbaik bagi dirinya . Beri kesempatan pada pasien menentukan pengobatan yang ditawarkan. Sebaliknya, pasien membutuhkan informasi tentang kondisi kesehatannya dan pilihan prosedur klinik yang akan dilakukan. Gunakan bahasa sederhana sehingga mereka mengerti pertanyaan yang diajukan dan informasi yang telah diberikan. Petugas kesehatan harus menjelaskan informasi khusus dan penting untuk pasien.

Cara Komunikasi Yang Baik Antara Dokter Dan Pasien Selama Prosedur Klinik

Selama prosedur klinik ,Perhatian dan bantuan yang diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan dapat mengurangi kecemasan dan rasa nyeri yang dialami oleh pasien. Dialog yang disampaikan secara lembut dan menenangkan , dapat mengalihkan fokus perhatian pasien dan rasa kurang nyaman yang sedang dialaminya.  Peran dokter dan semua petugas pelayan dalam menerapkan hal ini akan memberikan hasil yang luar biasa.

Cara Komunikasi Yang Baik Antara Dokter Dan Pasien Setelah Tindakan

Tenangkan pasien dengan penjelasan tentang kondisi kesehatan dan hasil tindakan yang telah dilakukan . Setelah rasa khawatir dan kecemasan , akibat prosedur yang dihadapinya berkurang, berikan beberapa informasi baru tentang langkah perawatan dan pemantauan lanjutan.

Petunjuk Berkomunikasi Untuk Cara Komunikasi Yang Baik Antara Dokter Dan Pasien : 

Cara komunikasi yang baik antara dokter dan pasien hendaknya memperhatikan petunjuk umum berikut ini :

  • Dengarkan keluhan dan ungkapan perasaan pasien, jangan memotong pembicaraan.
  • Beri kesan bahwa kita sedang mendengar dan mencoba memahami apa yang diungkapkan pasien.
  • Jawab setiap pertanyaan dengan sabar dan penuh perhatian.
  • Berikan penjelasan secara singkat , lengkap, dan mudah dimengerti. Ulangi informasi penting yang harus diketahui oleh pasien.
  • Gunakan istilah umum dan sederhana, jangan gunakan bahasa medis yang tidak dimengerti oleh pasien.
  • Tunjukkan isyarat atau komunikasi nonverbal, misalnya mendekat atau tersenyum.

Saling Percaya

Semua informasi yang diberikan oleh pasien seharusnya dapat dipertimbangkan untuk dipercayai. Dalam hal ini termasuk diantara riwayat kesehatan , alasan untuk meminta pertolongan, pelayanan yang diterima, dan keputusan untuk memilih tempat pelayanan kesehatan.Termasuk dalam rasa saling percaya ini adalah kesepakatan untuk menjaga kerahasiaan pasien, yang dianggap tidak layak untuk diketahui oleh suami,pendamping, wali atau keluarganya, termasuk petugas kesehatan yang tidak terlibat langsung dalam penanganan pasien. Namun, apabila apabila pasien ingin suami atau pasangannya membantu membuat keputusan , petugas kesehatan harus memberikan kemudahan untuk itu.

Privasi

Menciptakan suasana privasi merupakan salah satu bagian dari upaya menimbulkan rasa saling percaya diantara pasien dan petugas kesehatan .Adanya rasa aman , kedekatan , dan keterbukaan akan sangat membantu terjalinnya komunikasi dan persahabatan. Hanya diperlukan sedikit penyesuain lingkungan fisik untuk memenuhi keinginan pasien agar dapat dilayani secara pribadi.  Beberapa keadaan di bawah ini, dapat dijadikan pegangan untuk mempertahankan suasana pribadi : 
  • Gunakan ruang terpisah untuk berbicara secara terpisah dalam bertukar informasi.
  • Tutup pintu atau tirai pemisah pada saat pasien melepas atau berganti pakaian .
  • Atur meja ginekologi agar bagian bawah tubuh pasien tidak menghadap ke pintu.
  • Gunakan alas bokong dan kain penutup tubuh untuk melapisi dan menutup bagian tubuh pasien pada saat pemeriksaan atau melakukan tindakan.
  • Batasi jumlah orang didalam ruang pemeriksaan atau tindakan. Walaupun pasien mengijinkan , sebaiknya jumlah yang hadir harus di batasi.
  • Hindarkan diskusi tentang penyakit pasien yang sedang di rawat , baik diantara dokter, instruktur dan peserta pelatihan, maupun dengan pengunjung lainnya.
Secara garis besar petugas kesehatan yang mampu melaksanakan komunikasi positif secara efektif adalah bila bersangkutan : 
  • Mampu menciptakan suasana aman dan nyaman bagi pasien.
  • Menimbulkan rasa saling percaya diantara pasien dan petugas kesehatan.
  • Mampu mengenali hambatan sosio-kultural setempat.
  • Mampu menyampaikan informasi objektif , lengkap, dan jelas.
  • Mau mendengar aktif dan bertanya secara efektif dan sopan.
  • Memahami dan mampu menjelaskan berbagai aspek kesehatan.
  • Mampu mengenali keinginan pasien dan keterbatasan penolong.
  • Membuat pasien bertanya , berbicara, dan mengeluarkan pendapat.
  • \Menghormati hak pasien , membantu, dan memperhatikan .
Petunjuk Teknis Berkomunikasi : 
Teknik-teknik ini membantu petugas kesehatan menegakkan kejujuran , perhatian, dan hubungan kepercayaan terhadap pasien.
  • Beri salam dan perkenalkan diri anda.
  • Panggil nama pasien atau nama keluarganya.
  • Lakukan kontak mata.
  • Jaga harkat dan martabat pasien.
  • Budayakan perilaku positif.
  • Gunakan tehnik mendengar aktif, jangan menyela atau memotong pembicaraan .
  • Beri penjelasan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan ringkas.
  • Jangan gunakan bahasa medis atau istilah yang sulit dipahami.
  • Tunjukkan perhatian dengan isyarat, mendekat, atau komunikasi nonverbal lainnya.











Konsep Program Internasional Dalam Pelayanan Kebidanan

Konsep Program Internasional Dalam Pelayanan Kebidanan


Konsep Program Internasional Dalam Pelayanan Kebidanan



Primary Health Care ( WHO, 1978 )

Dalam deklarasi Alma-Ata telah dicanangkan ' Health for All by the Year 2000 ' .Primary Health Care ( PHC) merupakan pelayanan kesehatan dasar yang esensial, praktis, ilmiah dengan metode dan teknologi sederhana, dapat diterima oleh masyarakat dengan 5 prinsip dasar, yaitu :
  • Pemerataan upaya kesehatan.
  • Penekanan pada upaya pencegahan.
  • Penggunaan teknologi tepat guna.
  • Peran serta masyarakat dengan semangat kemandirian.
  • Kerja sama lintas sektor.

The Risk Approach In Health Care

With special reference to maternal and child health including family planning, dikembangkan bersamaan dengan Primary Health Care, WHO 1978. Dalam pendekatan resiko pada ibu hamil dinyatakan bahwa semua ibu hamil mempunyai potensi resiko untuk terjadinya komplikasi dalam persalinan dengan dampak kematian, kesakitan, kecacatan, ketidaknyamanan, dan ketidakpuasan ( 5K) , dengan tidak ada Zero Risk

Safe Motherhood Initiative ( Nairobi, 1987 )

Tiap menit tiap hari , di suatu tempat didunia , satu orang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi persalinan. Kebanyakan kematian ibu tersebut merupakan tragedi yang dapat dicegah, dihindari, dan membutuhkan perhatian dari masyarakat internasional. Pertemuan-pertemuan diselenggarakan ,antara lain di Nairobi Kenya 1987 dicanangkan Program : " Safe Motherhood Initiative " Dengan 4 pilarnya , Yaitu :

  • Keluarga berencana : untuk menjamin tiap individu dan pasangannya memiliki informasi dan pelayanan untuk merencanakan saat , jumlah, dan jarak kehamilan.
  • Pelayanan Atenatal : untuk mencegah komplikasi dan menjamin bahwa komplikasi dalam persalinan dapat terdeteksi secara dini serta ditangani secara benar.
  • Persalinan Aman : untuk menjamin bahwa semua tenaga kesehatan mempunyai pengetahuan, ketrampilan, dan peralatan untuk melaksanakan persalinan yang bersih, aman dan menyediakan pelayanan pasca persalinan kepada ibu dan bayi baru lahir.
  • Pelayanan Obstetrik Neonatal Esensial/Emergensi : untuk menjamin tersedianya pelayanan esensial pada kehamilan resiko tinggi dengan gawat-obstetrik/GO, pelayanan emergensi untuk gawat darurat obstetrik/GDO dan komplikasi persalinan pada setiap ibu yang membutuhkan.
Keempat intervensi strategik ini harus disediakan melalui pelayanan kesehatan primer yang bertumpu pada fondasi keadilan bagi seluruh kaum perempuan.Dalam pertemuan konsultasi teknis di Colombo, Sri lanka 1997, setelah satu dekade pelaksanaan Safe Motherhood , didapatkan " lesson learned " , Bahwa kematian ibu merupakan kegagalan . Kesehatan dan kegagalan sosial (' Health and Sosial disadvantage') , kematian ibu sangat dipengaruhi oleh status gizi, pendidikan, sosial ekonomi, dukun dalam merawat ibu hamil/menolong persalinan, penanganan gawat darurat obstetrik, dan keluarga berencana.

WHO 1997 pada hari kesehatan sedunia menyatakan Safe Motherhood merupakan upaya global untuk mencegah/menurunkan kematian ibu dengan slogan : ' making Pregnancy Safer '.

Making Pregnancy Safer  ( MPS )

Suatu strategi sektor kesehatan dalam penurunan kematian/kesakitan ibu dan perinatal . Pelayanan MPS merupakan Hak Asasi manusia.

Dari " Lessons Learned  "  dalam pelaksanaan program Safe Motherhood ada 3 pesan kunci dalam MPS yaitu :

  • Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
  • Setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat penanganan adekuat.
  • Setiap perempuan usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.
4 Strategi utama dalam MPS :
  • Meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir berkualitas yang cost-effective dan berdasar bukti ilmiah.
  • Membangun kemitraan yang efektive melalui kerjasama lintas program , lintas sektor, dan mitra lainnya dalam melakukan advokasi untuk memaksimalkan sumber daya yang tersedia , serta memantapkan koordinasi perencanaan dan kegiatan MPS .
  • Mendorong pemberdayaan perempuan dan keluarga melalui peningkatan pengetahuan untuk menjamin perilaku yang menunjang kesehatan ibu/bayi baru lahir serta pemanfaatan pelayanan yang tersedia.
  • Mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjamin penyediaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
Pelaksanaan kegiatan MPS merupakan tanggung jawab dari seluruh unit dilingkungan kesehatan , bermitra dengan seluruh sektor terkait, organisasi profesi dan swasta .
Komitmen komunitas internasional adalah penurunan AKI dari tahun 1990 menjadi 50% pada tahun 2000 dan selanjutnya penurunan 50% lagi di tahun 2015 dengan penurunan AKI seluruhnya 75% menjadi 115/100000 KH  dan AKB menjadi 35/1000 KH dalam tahun 1990-2015.